Senin, 05 April 2010

Mental Kerja Anak Baru Lulus Kuliah...

Ini adalah sebuah pengalaman pribadi, setelah menginterview ratusan anak-anak yang baru lulus kuliah. Sebuah pengalaman pribadi, setelah memperkerjakan puluhan anak-anak baru lulus kuliah...
Sungguh heran dan bingung melihat mental juang anak-anak jaman sekarang. Yang mudah sekali menyerah, mudah sekali putus asa, mudah sekali kecewa dan ingin menang sendiri. Kebanyakkan mereka ingin hidup enak tanpa mau berjuang, tanpa mau bekerja sekuat tenaga dan tidak mau berkorban. Egoisme begitu merasuk hingga kedalam tulang mereka. Kalo bisa, tanpa kerja tetapi mendapatkan uang atau hasil kerja yang besar.

Memang kelihatan cerdik dan sesuai dengan apa yang di ajarkan oleh dosen atau bahkan orang tua sendiri. Tetapi sesungguhnya kita telah mendidik menjadi anak2 yang mentalnya mental tempe...

Dengan sikap dan mental kerja seperti ini, bagaimana bangsa kita dapat maju? Bagaimana anak-anak kita dapat bertumbuh dewasa dan bertahan didalam mengarungi kehidupannya.

Banyak sekali anak-anak yang kelihatannya sibuk sekali. Tetapi ternyata mereka sibuk chatting, sibuk browsing, sibuk untuk kepentingan diri mereka sendiri. Tanpa ada yang mau memikirkan perusahaan ditempat mereka bekerja.

Kalo saja di dalam kurikulum pelajaran ada kurikulum tentang mental kerja atau semangat juang atau mata kuliah mental baja. Mungkin akan membantu anak-anak generasi yang akan datang, agar memiliki mental baja dan tahan bantingan.

Salah siapakah ini??

Mungkin ada baiknya kita intropeksi diri kita sendiri.
Orang tua jaman sekarang, terlalu memanjakan anak-anak mereka. Dengan menuruti semua keinginnan anaknya. Terlalu membela dengan berlebihan. Bahkan tidak percaya kepada sekolah dimana mereka menyekolahkan anaknya. Orang tua sendirilah yang mendidik anak-anak mereka sehingga memiliki mental tempe.

Terlalu memanjakan... Mungkin itu kalimat yang tepat untuk semua orang tua.

Termasuk saya ?+#@!

Ke Gereja Cari Siapa?

Coba pikir...
sebenernya kita ke gereja cari siapa sih??

Aneh, kalo ketika ada pengkhotbah yang bagus... Maka persekutuan itu menjadi ramai. Banyak yang datang ingin mendengar pengkhotbah mengkhotbahkan khotbahnya Tuhan Yesus.
Aneh, kalo ada worship leader yang bagus... Maka persekutuan itu menjadi penuh sesak, seperti orang yang mau nonton konsernya Beyonce atau Agnes Monica atau Tiga Diva.

Tetapi ketika pengkhotbah nya jelek, tidak menarik, tidak punya kemampuan khotbah yang baik maka gereja menjadi sepi dan kering. Ketika worship leadernya jelek dan tidak dapat membawa suasana nyaman, maka gereja menjadi kosong dan sepi....

Kita mau datang ke gereja, apa sih alasannya??

Kayaknya hanya untuk mendengarkan " pendeta " khotbah sesuatu yang enak di dengar oleh kuping kita saja. Kayaknya hanya untuk bernyanyi yang sesuai dengan kepentingan hati dan yang enak di dengar dan dirasakan oleh hati kita saja.

Sampai-sampai ada salah seorang teman yang bilang " Kasihan Tuhan Yesus ya... Karena jemaat datang ke gereja hanya untuk pendeta ini atau untuk mendengarkan worship leader itu memimpin ibadah"

Saya rasa , kita sekarang harus lebih peka.
Bahwa kita datang ke gereja adalah untuk bertemu dengan Tuhan melalui doa, pujian dan firmanNya. Sejelek apapun si pengkhotbah atau worship leader yang ada itu bukan jadi tujuan utamanya.

Karena tujuan utama datang ke gereja adalah untuk memuji, memuliakan dan mendengarkan firman Tuhan.

Kadang kita mencela si pengkhotbah " ngomong apaan sih nih orang ? " Memang di satu sisi kita harus peka dan menguji setiap khotbah yang diberitakan, tapi disatu sisi lain.... Pernahkah kita berdoa bagi mereka ? para pengkhotbah dan worship leader itu??

Pernahkah kita berdoa sungguh2 agar pemberitaan firman Tuhan dapat diterima dengan baik oleh setiap kita?

Semoga ini dapat menjadi perenungan kita bersama...

Biarlah motivasi kita ke gereja adalah motivasi yang benar... yaitu ingin memujji, menyembah dan mendengarkan sabdaNya.

Amin...